Quantcast
Channel: butterflydroid
Viewing all articles
Browse latest Browse all 22

NDA dan Portofolio

$
0
0

Beberapa kali interview, nanya portofolio, rata-rata pada takut share karena concern di NDA.

Wajar, sayapun bisa memaklumi. Tapi portofolio itu penting buat meyakinkan pewawancara ketika hendak membuktikan ucapan si kandidat.

Kadang terjebak dengan NDA, dengan NDA kita gak bisa ngapa-ngapain, share foto sedikit, dianggap menyebarkan rahasia perusahaan, padahal kalo kita membaca dengan teliti NDA itu, ada beberapa yang bisa kita “sebarkan” sebagai portofolio ataupun “personal branding”.

Case #1 Ada network engineer, foto di ruang server kantor pemerintah, lantas ada yang komen: “wah kok berani banget foto-foto di ruang server, nanti rahasia negara ketahuan”

Ok, apakah salah share foto ruang server?

  1. Ruang server bukanlah sesuatu yang rahasia, selama kita gak ngasih tau isi ruang server data apa aja, IPnya, lantai berapa, ataupun detail lainnya yang berakibat ancaman keamanan server tersebut, maka seharusnya tidak mengapa.
  2. Foto-foto kerja, ntah di ketemu praktisi lain, ngobrol dengan si A soal topik X, dll, itu bisa jadi “personal branding” buat kita kalo kita memang punya koneksi yang bagus, punya pengalaman yang cukup OK.
  3. Adapun yang komentar aneh-aneh, ya anggap aja iri. 😃

Case #2 Ada programmer, share screenshot website dan mobile apps yang dia buat, share ke dokumen portfolio ataupun di media sosial. Lantas ada yang komentar “Wiih, gak taku ketahuan dalemannya kyk gini, ntar ditiru kompetitor loh”

Ok, apakah share screenshot berbahaya terkait software (app mobile/website) yang dibuat?

Nah, ini harus benar-benar hati-hati, ada batasannya:

  1. Jika website/aplikasi tersebut belum rilis, potensi ketahuan kompetitor fitur-fiturnya cukup besar, kalau dishare sebelum mereka launch, khawatir nanti pas launch strategi bisnisnya dipatahkan kompetitor. Ada baiknya share yang bersifat general saja, misal page login dan homepage, sedangkan fitur-fitur unggulannya, lebih baik dihide/diblur.
  2. Jika website/aplikasi tersebut telah rilis, tidak mengapa share fullscreen portofolionya, atau sekalian URL download app dan websitenya. Paling tidak yang perlu diperhatikan adalah, tidak mencantumkan data asli dari website/aplikasi tersebut, share screenshot pakai data dummy saja, dan jangan dimunculkan semua fieldnya, yang bersifat general saja. Alasannya? data aslinya bisa jadi sudah dilindungi kebijakan privasi, kalau kita menyebarkan malah melanggar hukum.
  3. Adapun fitur-fitur unggulan lainnya, bisa diceritakan dalam bentuk narasi singkat saja. Ingat, ada potensi kebocoran data dari sesuatu yang dilindungi, dan itu lebih baik dihindari.

Maka dari itu, perlu identifikasi secara detail sebelum mencantumkan ke portfolio.

Pada akhirnya, sebelum menjadikan sebuah karya yang telah kita persembahkan buat klien itu menjadi portfolio, pelajari dahulu NDAnya. Baca berulang-ulang sampai kita paham batasannya. Bila perlu ngobrol dengan kliennya buat minta izin. Jika tidak diizinkan, ya cukup cantumkan pengalaman saja tanpa portofolio.

Portfolio ataupun share foto di sosmed itu bertujuan menunjukan keterampilan ke orang-orang bahwa kita pernah punya pengalaman dengan orang terkenal, atau project besar, dan sejenisnya. Eksitensi seperti ini penting. Karena banyak juga orang terpengaruh dengan sendirinya, mencari kita ketika orang tersebut membutuhkan sesuatu terkait masalah yang perlu diselesaikan dengan keterampilan kita.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 22

Latest Images

Trending Articles





Latest Images